Arsitektur
tropis sebagaimana arsitektur sub-tropis, adalah karya arsitektur yang mencoba
memecahkan problematik iklim setempat. Para arsitek dapat menjawab dengan warna
pasca-modern, dekonstruksi ataupun High-Tech, sehingga pemahaman tentang
arsitektur tropis yang selalu beratap lebar ataupun berteras menjadi tidak
mutlak lagi yang penting apakah rancangan tersebut sanggup mengatasi
problematik iklim tropis hujan deras, terik radiasi matahari, suhu udara yang
relatif tinggi, kelembapan yang tinggi (untuk tropis basah) ataupun kecepatan
angin yang relatif rendah sehingga manusia yang semula tidak nyaman berada di
alam terbuka, menjadi nyaman ketika berada di dalam bangunan tropis itu.
Bangunan
dengan atap lebar mungkin hanya mampu mencegah air hujan untuk tidak masuk
bangunan, namun belum tentu mampu menurunkan suhu udara yang tinggi dalam
bangunan tanpa disertai pemecahan rancangan lain yang tepat. Dengan pemahaman
semacam ini, kemungkinan bentuk arsitektur tropis, sebagaimana arsitektur
sub-tropis, menjadi sangat terbuka. Ia dapat bercorak atau berwarna apa saja
sepanjang bangunan tersebut dapat mengubah kondisi iklim luar yang tidak
nyaman, menjadi kondisi yang nyaman bagi manusia yang berada di dalam bangunan
itu. Dengan pemahaman semacam ini, kriteria arsitektur tropis tidak perlu lagi
hanya dilihat dari sekedar 'bentuk' atau estetika bangunan beserta
elemen-elemennya, namun lebih kepada kualitas fisik ruang yang ada di
dalamnya.( M. Syarif Hidayat,2007)
ARSITEKTUR TROPIS
PENDAHULUAN
TEORI
KONSEP MATERIAL
KONSEP ARAH ORIENTASI
KONSEP PENGHAWAAN
OUTPUT 1
OUT PUT 2
OUTPUT 3
OUTPUT 4
OUTPUT 5